Melihat program kesehatan gratis yang dicanangkan oleh Pemprop Bali baik terhadap kesehatan fisik maupun mental, Prof Luh Ketut Suryani, SpKJ (K) selaku director di Suryani Institute menyatakan kekecewaannya. Hal ini diungkapkannya pada pertemuan dengan direktur RSUD Karangasem, dr Parwatayasa, SpOG pada Kamis (9/10) di Karangasem.
Ia menambahkan kemungkinan kecil mereka yang mengalami gangguan jiwa akan tertangani dengan bagus, karena menurutnya mereka yang mengalami gangguan jiwa masih memiliki stigma untuk mencari pengobatan keluar. Apalagi yang sifatnya harus berhadapan dengan orang banyak. “Apa yang dilakukan oleh pemerintah tidak mendidik masyarakat dan tidak mencari akar permasalahan, hanya bersifat gebyar saja”, tandas Prof Suryani. Untuk itu pihaknya mencoba mencari terobosan baru dengan melakukan kerjasama langsung terhadap direktur RSUD. Usaha menjemput bola dengan membentuk relawan yang telah dibekali dengan ilmu kesehatan mental dirasakan lebih efektif dalam membuka stigma di masyarakat. Berbeda dengan kinerja petugas kesehatan yang ada selama ini hanya menerima laporan dari masyarakat tanpa pernah mau melihat dan memahami apa yang terjadi di masyarakat.
Untuk itu Layanan Hidup Bahagia yang telah bekerja selama 3 tahun di Karangasem diharapkan tetap menjadi ujung tombak dalam menangani gangguan jiwa di Karangasem. Hal senada juga diungkapkan oleh dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SpKJ yang pada kesempatan tersebut hadir mendampingi Prof Suryani untuk melakukan pemantauan terhadap kinerja relawan Layanan Hidup Bahagia.