Peluncuran buku Hidup Bahagia: Perjuangan Melawan Kegelapan karya Prof Dr dr Luh Ketut Suryani, SpKJ (K) dan dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SpKJ yang dilakukan di Wantilan DPRD Bali, Renon pada Sabtu (18/10) yang lalu berhasil mengajak peserta yang mayoritas adalah kawula muda untuk bersama-sama mencegah dan menghentikan tindakan bunuh diri di Bali.
Sebagai penyanding pada kegiatan tersebut adalah DR Shri AA Ngurah Arya Wedakarna, seorang tokoh muda yang terkenal kontroversial, baik dari segi akademik selaku doktor termuda di usia 27 tahun, maupun dari kepartaiannya sebagai ketua DPD PNI Marhaenisme. “Buku ini sangat saya apresiasi menjadi buku pedoman bagi mereka yang ingin bergerak bersama-sama untuk menghentikan bunuh diri”, ungkap Arya yang mampu memukau 700 orang peserta yang hadir pada kesempatan tersebut.
Program Gangguan Jiwa di RRI Denpasar
Tidak adanya kepedulian dari kalangan pemerintah terhadap masalah gangguan jiwa tidak menyurutkan Suryani Institute untuk menyuarakan permasalahan ini di masyarakat. Bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Denpasar melakukan siaran bersama dalam Siaran Pedesaan. Acara perdana dilakukan pada Kamis (17/10) pukul 13.00-14.00 dengan mengambil topik Bunuh Diri.
Peduli Pilkada Bupati Klungkung
Kampanye putaran pertama Pilkada Klungkung dimulai dengan Pemaparan Visi dan Misi masing-masing kandidat di hadapan anggota DPRD Klungkung, Rabu (8/10), di ruang Sabha Nawa Nata DPRD Klungkung. Pada kesempatan berikutnya, yakni 13 Oktober dan 18 Oktober kampanye dalam bentuk debat publik di Museum Nyoman Gunarsa (MNG) di wilayah Banjar Banda, Klungkung.
Melihat banyaknya calon kandidat bupati dan wakil bupati yakni sebanya 7 pasang, membuat Prof Dr dr Luh Ketut Suryani, SpKJ (K) merasa perlu untuk melihat langsung jalannya debat publik yang dilaksanakan Senin kemarin. “Perlu latihan untuk bisa berbicara pada inti permasalahan sehingga tidak hanya sebatas teori saja”, kesan Prof Suryani. “Masyarakat sudah mengerti masalah yang dihadapi dan yang diharapkan adalah adanya langkah nyata dalam mengatasi permasalahan yang ada”, tambahnya lagi yang pada kesempatan tersebut hadir bersama psikiater muda, dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SpKJ. Kehadirannya ini sekaligus juga untuk menunjukkan dukungan selaku warga Puri Klungkung.
Program Jati Diri di Stikes Bina Usada Bali
Setelah berhasil mengubah 15 orang mahasiswi calon bidan di STIKES Bina Usada Bali pada tahun ajaran yang lalu, kali ini Suryani Institute kembali melakukan kegiatan serupa terhadap 32 orang mahasiswi baru. Kuliah perdana Program Jati Diri yang mulai diberikan Sabtu (11/10) langsung mendapatkan pengarahan dari Prof dr Dr Luh Ketut Suryani, SpKJ (K) bersama dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SpKJ. “Pengajaran yang kami berikan bukan sekedar memberikan kuliah biasa seperti layaknya di perguruan tinggi lainnya, tetapi kami ingin mengubah mereka untuk terpanggil terhadap dirinya dan iklas dalam membantu orang lain dalam tugas nantinya sebagai bidan”, jelas Prof Suryani.
Menurut teori Barat dalam mengubah kepribadian seseorang diperlukan waktu yang panjang antara 3-5 tahun, tetapi dengan Program ini hasil tersebut dapat diperoleh dalam waktu 3 bulan. “Mereka yang tadinya tidak berani bicara menjadi berani untuk tampil ke publik dan mempunyai percaya diri yang tinggi”, ungkap dr Cokorda Bagus. Mengubah diri memang tidak mudah dan memerlukan perjuangan, namun 32 orang ini telah menyatakan siap untuk mendapatkan didikan dan gemblengan keras dari seorang guru besar di Bidang Psikiatri yang hanya ada satu di Bali.