SEBANYAK 7000 orang di Bali diperkirakan mengalami gangguan jiwa berat yang tidak tertangani. Ini merupakan hasil survei Layanan Hidup Bahagia (LHB) di bawah koordinasi Suryani Institute for Mental Health (SIMH). Gejalanya menarik diri dari pergaulan, lebih sering berada di kamar, bengong, berbaring atau melamun, emosinya tumpul, mukanya datar tidak berekspresi saat sedih atau sedang tertawa, mengamuk.
Menurut Prof. Dr. dr. L.K. Suryani, Sp.KJ. (K)., Ketua Suryani Institue for Mental Health, banyak warga masyarakat menganggap gangguan jiwa sebagai kutukan Tuhan dan tidak dapat disembuhkan. “Siapa pun dapat terkena gangguan jiwa, orang kaya atau miskin, pejabat atau masyarakat biasa,” ujarnya dalam seminar “Gangguan Skizofrenia”, Sabtu (14/2) di Wantilan DPRD Bali.