DALAM peringatan hari Ibu ke-80 (22/12) tahun 2008, bertempat di Gedung Nari Graha Denpasar, satu orang perempuan Bali mendapat penghargaan Nari Kusuma 2008 setelah pada tahun sebelumnya tidak ada yang berhasil mendapatkan penghargaan tersebut. Kiprahnya, memang patut menjadi teladan dan cermin bagi generasi muda, termasuk perempuan Bali. Selalu hadir di setiap sisi kehidupan masyarakat Bali dan sarat dengan perjuangan berbagai permasalahan sosial. Terkadang kiprahnya melebihi seorang gubernur sehingga banyak orang menyebut sebagai Ibunya orang Bali.
Tim Penilai Kodya Denpasar
Tim Penilai Propinsi Bali
Tahun 2003 ada tiga penerima anugerah tersebut, yakni Ida I Dewa Agung Istri Kanya, pejuang melawan kolonialisme Belanda di Kerajaan Kelungkung abad ke-19. Beliau sebelumnya bernama Ida I Dewa Agung Istri Muter akhirnya lebih dikenal dengan panggilan Ida I Dewa Agung Istri Balemas atau Ida I Dewa Agung Istri Kanya, putri raja Kelungkung V, Ida Dewa Agung Putra I dengan permaisurinya yang berasal dari Karangasem. Kedua; Sagung Wah, tokoh perempuan dalam’Pebalik Wongaya’. Sagung Wah adalah putri dari Raja Tabanan yang bergelar Sri Arya Ngurah Tabanan, Betara Ngeluhur Ratu Singasana XXI. Ketiga; Ida Pedanda Istri Mas, tokoh dalam dunia ‘bebantenan’. Pedanda Istri berasal dari Budakeling, Karangasem.
Penerima anugerah tersebut tahun 2004 juga tiga tokoh perempuan yakni I Gusti Ayu Rapeg, tokoh perempuan Bali masa pergerakan nasional, putri I Gusti Putu Reta dan Jero Desa. Ny. Jasmin Oka, mengabdi untuk kemajuan kaum perempuan dan kesejahteraan masyarakat. Ia adalah putri seorang punggawa di Distrik Blalbatuh. Djero Ketut Nuratni, sosok perempuan yang berhasil karena pengalaman, ketekunan dan kerja kerasnya. Ia menikah dengan Tjokorda Ngurah Pemayun dari Puri Madangan, lahir dari pasangan I Wayan Gereh dan Ni Ketut Megerok.
Tahun 2005 diterima oleh dua tokoh perempuan yakni Desak Gede Raka dan Ida Ayu Sutiti Wirati.
Penerima anugerah tersebut tahun 2004 juga tiga tokoh perempuan yakni I Gusti Ayu Rapeg, tokoh perempuan Bali masa pergerakan nasional, putri I Gusti Putu Reta dan Jero Desa. Ny. Jasmin Oka, mengabdi untuk kemajuan kaum perempuan dan kesejahteraan masyarakat. Ia adalah putri seorang punggawa di Distrik Blalbatuh. Djero Ketut Nuratni, sosok perempuan yang berhasil karena pengalaman, ketekunan dan kerja kerasnya. Ia menikah dengan Tjokorda Ngurah Pemayun dari Puri Madangan, lahir dari pasangan I Wayan Gereh dan Ni Ketut Megerok.
Tahun 2005 diterima oleh dua tokoh perempuan yakni Desak Gede Raka dan Ida Ayu Sutiti Wirati.
Penyematan Tanda Penghargaan Nari Kusuma oleh Gubernur Bali
Comments are closed.