Peluncuran buku Hidup Bahagia: Perjuangan Melawan Kegelapan karya Prof Dr dr Luh Ketut Suryani, SpKJ (K) dan dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SpKJ yang dilakukan di Wantilan DPRD Bali, Renon pada Sabtu (18/10) yang lalu berhasil mengajak peserta yang mayoritas adalah kawula muda untuk bersama-sama mencegah dan menghentikan tindakan bunuh diri di Bali.
Sebagai penyanding pada kegiatan tersebut adalah DR Shri AA Ngurah Arya Wedakarna, seorang tokoh muda yang terkenal kontroversial, baik dari segi akademik selaku doktor termuda di usia 27 tahun, maupun dari kepartaiannya sebagai ketua DPD PNI Marhaenisme. “Buku ini sangat saya apresiasi menjadi buku pedoman bagi mereka yang ingin bergerak bersama-sama untuk menghentikan bunuh diri”, ungkap Arya yang mampu memukau 700 orang peserta yang hadir pada kesempatan tersebut.
Sementara itu dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SpKJ selaku salah seorang penulis buku menyampaikan keprihatinannya disaat semua elemen mencoba untuk mencegah bunuh diri, justru kebanyakan psikiater yang menyatakan bahwa bunuh diri adalah kasus emergency di psikiatri memilih untuk tinggal di rumah sakit menunggu korban berjatuhan. “Hingga saat ini saya belum pernah menerima pasien bunuh diri yang dibawa ke rumah sakit, yang ada adalah yang mencoba sementara yang berhasil itu tercatatnya di polisi dan media massa”, ungkap dr Cokorda Bagus yang juga sempat menjadi psikiater kontroversial karena waktu kelulusan yang dipandang terlalu cepat.
Pada kesempatan yang sama, Prof Luh Ketut Suryani, SpKJ (K) selain memaparkan fakta yang ada di lapangan juga memberikan terapi kepada para peserta untuk bisa merasakan ibu-bapaknya. “Saya melihat dasar dari permasalahan kenapa orang mudah untuk mengakhiri hidupnya karena banyak mengalami trauma pada masa kecilnya”, ungkap Prof Suryani yang berharap dengan diluncurkannya buku Hidup Bahagia akan menjadi catatan tersendiri bagi usaha mencegah bunuh diri di Bali dan di Indonesia.